Senin, 15 Juli 2013

Surat Ayah Untuk Anak Gadisnya di Masa Depan



Putriku yang tercinta,


Beberapa waktu ini kami iseng membaca beberapa artikel yang kami temukan lewat hasil searching di Google. Mata kami terhenti ketika membaca sebuah artikel berjudul 'Cara Membuat Pria Selalu Tertarik Pada Anda'. Dan hal itu terus menerus mengganggu pikiranku, karena aku begitu mengkhawatirkanmu kelak.


Sebut saja aku ayah yang over protect, tetapi hal itu membuatku marah. Membuatku tak terima, kenapa harus kamu yang bersusah payah untuk membuat orang yang mencintaimu selalu tertarik padamu?


Sayangku, kuberitahukan kepada dirimu. Bahwa bukanlah tugasmu untuk membuat kekasihmu selalu tertarik dan mengagumimu.


Tugasmu semata-mata adalah melihat ke dalam jiwamu, yang terkadang dipenuhi dengan ego, kekosongan diri, serta penolakan yang bisa membuat dirimu jadi tidak berarti. Dan kau harus bisa melawan hal-hal negatif tersebut untuk tetap menjadi dirimu lagi.


Jika kau bisa menghargai diri sendiri, dan menemukan sisi menarik di dalam dirimu, maka kau akan menjadi bunga yang selalu dikelilingi kumbang. Yang membuat semua pria tertarik dan bertekuk lutut, serta ingin menghabiskan hidupnya denganmu.


Sayangku, aku juga ingin kau tahu, bahwa pria yang pantas mendampingi dirimu adalah pria yang selalu bisa menemukan ketertarikannya padamu, tanpa kau harus repot-repot menunjukkan hal itu padanya.


Aku bahkan tidak peduli, apakah saat di meja makan nanti ia akan meletakkan sikunya di meja makan. Yang terpenting, ia haruslah menjadi pria yang selalu tak bosan memandangi wajahmu, menemukan sudut-sudut senyummu.


Aku juga tidak peduli, apakah ternyata ia bukanlah pria yang pandai bermain golf denganku. Karena bagiku yang terpenting, ia bisa menemani anak-anaknya bermain dan memberikan waktu terbaik untuk keluarganya.


Aku juga tidak peduli, kalau ternyata ia tidak memiliki penghasilan yang besar. Karena bagiku yang terpenting ia harus menjadi pria yang bisa mengikuti suara hatinya untuk selalu kembali padamu, sesibuk apapun dirinya.


Aku juga tidak peduli apakah ia pria yang kuat atau tidak. Karena yang terpenting adalah, ia punya kekuatan untuk selalu membangun cintanya di hatimu.


Aku juga tidak peduli, partai mana yang ia pilih. Karena yang terpenting, setiap ia bangun di pagi hari, ia akan selalu memilih keluarga dan dirimu sebagai tempat berlindung baginya.


Aku juga tak peduli pada warna kulitnya, karena yang terpenting ia adalah pria yang bisa melukiskan kesabaran, pengorbanan, serta kelembutan di dalam hubungan kalian.


Aku juga tak peduli, ia terlahir dan dibesarkan dari agama apa, atau bahkan ia tak pernah punya agama sekalipun, karena yang terpenting ia tahu bagaimana cara menghargai setiap momen di hidupnya bersamamu. Hanya bersamamu.


Sayangku,


Apabila kelak kau bertemu dengan pria seperti itu, dan ternyata ia tak punya ketertarikan yang sama denganku. Yang kau perlu tahu adalah, sebenarnya kami punya satu hal terpenting yang sama di hidup kami, yakni


dirimu...


Dan yang tak boleh kau lupakan adalah, satu-satunya hal yang perlu kau lakukan untuk membuatnya selalu tertarik padamu adalah selalu menjadi dirimu.






Dengan penuh cinta,


pria yang selalu menjadi pengagum abadimu,


Ayah.

Sabtu, 06 Juli 2013

Dia

Pernahkah kamu mencinta dengan setulus hati mu, berjanji untuk membahagiakannya selalu, lewat kelebihan dan kekurangan mu?


Pernahkah kamu merasa begitu dicintai hingga kamu merasa dia adalah satu-satunya orang yang tepat bagi mu untuk menghabiskan hidup mu hingga kamu tua. menghabiskan semua kegembiraan, kesedihan, kesuksesan, keterpurukan, kesehatan dan kesakitan mu? 


Kini aku merasakannya…


Dia..


Dia begitu indah..


Ga ada kata yang mampu aku ungkapkan kalau aku begitu mencintainya. 


Aku rindu dia.


Suaranya..


Bagaimana ia tertawa..


Bagaimana ia marah atau bagaimana raut wajahnya ketika membujuk aku saat aku marah..


Rasanya takkan pernah habis air mata ku untuk nya, untuk ku, untuk cerita kami. 


Hari ini aku marah padanya karena belum ada kabar dari kemarin.


Bodoh memang. 


Aku ambil SIM card ku lalu aku simpan di meja. Entah besok, atau kapan saat ia membalas sms dari ku, apa yang ia katakan. Tapi aku rindu dia. Ingin memeluk tubuhnya, mengacak-acak rambutnya, membuat ia tertawa.


Apakah kalian tahu bahwa setiap kata dari sms yang ia kirim, setiap kali ia telepon dan seiap kali aku bertemu dengannya, semua itu adalah saat-saat bahagia untuk ku. 


Karena aku tahu, kami berdua tidak akan pernah bisa bersama, karena kami bersaudara. Adat keluarga kami melarang hal itu.


Banyak memang ketidakadilan di dunia ini. Tapi tentang yang satu ini, aku masih tidak paham.


Lihat di luar sana, berapa banyak orang yang menyia-nyiakan orang yang mencintainya dengan setulus hati hanya karena tergoda dengan keindahan lain di luar sana?


Berapa banyak mereka saling menyakiti hanya karena mempertahankan keegoisan satu sama lain?


Sedangkan kami?


Setiap detik bersamanya aku simpan baik-baik dalam hati ku, memori itu takkan pernah hilang. 





I love you so much..



Senin, 17 Juni 2013

_Ketika Aku Lupa_

Tuhan..
ketika Engkau sedang bekerja dalam hidupku..
sebelum tiba waktuMu..
kadang aku marah, kadang aku menangis, aku mengeluh..

aku tak sabar menunggu
aku lupa bahwa Engkau pernah mengatakan Jangan takut
aku lupa bahwa Engkau pernah mengatakan untuk datang kepada Mu semua yang letih, lesu, dan berbeban berat, Engkau akan meringankan penderitaanku..

aku lupa Tuhan..
aku lupa, semua itu tertulis di InjilMu..
aku bahkan lupa menyimpan dimana kitab suciku..
aku lupa Tuhan bahwa lewat InjilMu, aku menemukan semua jalan keluar dari masalahku..

saat itu..
aku hanya terpaku dalam pederitaanku..
aku bahkan lupa merasakan bahwa Engkau selalu ada bersamaku..
aku lupa Tuhan, merasakan kasihMu yang begitu besar dalam hari-hariku..
aku sudah tak punya waktu untukMu..
waktuku sudah terbuang untuk kerjaanku, Tuhan..
karena aku merasa aku belum membutuhkanMu
aku membuang-buang waktuku untuk melakukan banyak hal yang kataku, itu adalah yang terbaik..

aku lupa Tuhan..
siapa yang memberikan aku napas hari ini..
siapa yang memberikan aku rezeki hari ini..
siapa yang memberikan aku rasa dicintai dan mencintai
aku lupa Tuhan, mendoakan seorang temanku yang sedang sedih karena masalahnya
aku juga lupa Tuhan untuk mendoakan orang-orang yang menderita di luar sana..
aku lupa Tuhan mendoakan orang-orang yang menyakitiku hari ini apalagi mengampuninya

aku lupa..
pikirku, lagi-lagi, aku sedang susah..
pikirku, hanya orang yang mencintaiku yang layak mendapatkan doaku
pikirku, lagi, lagi, dan lagi, hanya orang-orang yang telah membantuku, yang telah berbuat baik padaku saja yang pantas mendapatkan doa dariku
aku lupa Tuhan..
aku lupa Tuhan, mengajarkan temanku untuk sabar saat dia melukai hatiku, melupakanku
aku lupa Tuhan bagaimana rasa sabar itu, lalu aku marah padanya..

Tuhan..
ampuni aku..
ampuni aku..
betapa jahatnya aku melupakan kasihMu..
betapa jahatnya aku lupa, bahwa Engkau baik..

Engkau selalu bersamaku..
Banyak waktuku terbuang percuma tanpa bersamaMu..
tanpa merasakan Engkau begitu lembut menyapaku..

Ajarkan aku Tuhan untuk lebih mengenalMu..
Ajarkan aku Tuhan untuk lebih dekat padaMu..

Ajarkan aku berdoa Tuhan, bukan untuk aku saja, tapi untuk semua orang yang hari ini,
sedang kesepian
sedang menangis
sedang menderita
sedang marah
sedang membenci

dan juga
bagi setiap orang yang aku sayangi, yang menyayangiku,  yang membenciku, dan setiap orang yang mengharapkan doa sederhana dariku...

Ajarkan aku dan mereka, agar hati kami selembut hatiMu..
Agar kami dapat menunggu waktuMu dalam kerendahatian, lewat cinta..
hingga tiba dimana saat kehendakMu merajai kami..
Terima kasih Tuhan..
Engkau begitu indah di mataku..
Terjadilah pada ku Tuhan menurut kehendakMu

*Kutipan doa Santo Yohannes Maria Vianney


Aku mengasihi Engkau, ya Allahku, dah hasratku satu-satunya adalah mengasihi Mu sampai nafasku yang terakhir..
Aku mengasihi Engkau, ya Allah yang pantas dicintai tanpa akhir, dan aku lebih memilih mati mencintai Mu daripada hidup sekejap tanpa mencintai Mu
Ya  Allahku, bila lidahku tidak dapat mengucapkan di setiap saat, betapa aku selalu mencintaiMu, setidak-tidaknya aku mau supaya hatiku mengulang-ulanginya sesering aku menarik nafasku..

LoVe

Love is simple ..
Like when I first moved in every word you said
Such as slide show
Everything is clear in my head ..
Then everything was sweet
In each of our memories
Every smile
Every laughter
Every tear
Any anger
I enjoy it
With you ..
When your love fills the deepest recesses of my heart ..
Only one word "beautiful"
# #
Then the time was rolling ..
Day after day ..
Week to week
Month-on-month ...
Imprinted in my heart, you belong to me .. I want you .. forever ..
# #
But, hey ...
Such as lightning strikes, fast and burn ..
I do not have time to breathe when it seemed everything was taken from me ..
# #
Then I asked myself ..
Like what I am when I am no longer loves you?

Like what if I had lost all sense of it?


Rabu, 12 Juni 2013

Hanya 1 dari 1000

Gemuruh di luar sana membangunkan tidur ku..
Detak jantung ku pun memacu, hingga terasa memukul-mukul dinding dada ku..
Dingin..
Jari-jari ku gemetar.. 
Aku hanya bisa mendekap erat selimut tebal yang membungkus tubuh ku..
Dalam situasi ini, memori itu pun muncul..
Aku tak tahan..
Kau tahu, seperti saat kau menonton film, semuanya jelas terlintas di kepala ku, di dalam otak ku..

Si gadis bertubuh gempal itu menunjuk-nunjukkan jari telunjuknya tepat di hidung ku, tampak geram, ia menghina ku "hai anak koruptor, ayah mu penipu, merampas kebahagiaan keluarga ku, aku benci pada mu" Setelah itu pipi ku terasa panas. "kenapa kau tampar aku?" namun kata-kata itu tak mampu ku ucapkan di bibir ku, kelu, hanya teriak ku dalam hati. Nyerinya lebih besar daripada yang ku rasakan di pipi ku.

Saat itu aku kembali melihat tubuh kecil ku sedang dipangku papa. Ia mengelus-elus rambut ku. Ia kebanggaan ku. "aku mau seperti papa, papa seperti power ranger bagi ku" ujar ku manja. Ia mencium kening ku, katanya "jadilah orang baik yang bersih hatinya"


Ku lihat mama sedang menangis di kamarnya. Ya, kemarin adalah hari pertama ayah akan tinggal di penjara selama 5 tahun. Waktu yang cukup lama bagi mama yang dahulu hanya seorang ibu rumah tangga berusaha bangkit dan menjadi tulang punggung keluarga. 
Sudah jam 12 malam saat aku mendengar ketukan di pintu utama rumah ku. Ku tengok ke kamar mama, ia sudah terlelap. Aku putuskan untuk membuka pintu itu. Namun yang ku lihat kaka perempuan ku sempoyongan di papah oleh seorang pria seumuran ayah ku. Laki-laki itu membantu menggendong kaka ku sampai ke kamarnya, lalu ia bergegas pergi. Aku menangis, aku kira kaka ku sakit, aku juga tak berani membangunkan mama. Tiba-tiba lengan ku ditarik oleh kaka ku hingga wajah kami saling berhadapan. Matanya merah, sebagian make up di wajahnya sudah luntur, lipstiknya pun belepotan. "Heh kecil, kalau elo mau hidup kita tetap aman seperti sebelum ayah masuk penjara, ikutin gue" lalu ia terkekeh di atas tempat tidurnya sambil mengacung-acungkan segepok uang 100 ribu yang entah ia dapat dari mana. Aku segera berlari ke dalam kamar ku. Aku takut sekali, kenapa kaka ku seperti itu. 


Rasanya baru sebentar aku terlelap, dari dapur sudah terdengar suara berisik. Aku segera ke sana, pikir ku, mungkin ada kucing yang masuk. Di dapur ku lihat mama sedang menata beberapa kue donat di dalam plastik kecil, ia terkejut melihat aku bangun. "Lala, sini sayang, kenapa jam segini sudah bangun, ini baru jam 3 loh nak". Aku berjalan ke arahnya, "Mau untuk siapa kue itu ma?" tanya ku polos. "Ini tolong jualkan ya sayang di sekolah mu nanti, titip saja di bu kantin mu, kemarin mama sudah bilang" Aku mengangkuk pelan. 

Hampir 3 tahun sejak papa masuk penjara. Sebulan sekali, aku dan mama menyempatkan diri menjenguknya di penjara. Juga sudah 1 tahun mama mencuci dari rumah ke rumah setiap harinya, aku sendiri tetap berjualan kue dan telur rebus sepulang sekolah. Aku tak lagi bertahan di sekolah bertaraf internasional, aku pindah ke sekolah negeri biasa dekat rumah ku. 

Sedangkan kaka ku? Ia sudah pergi entah kemana. Ada yang bilang ia menjadi istri simpanan dan tinggal di Bali, ada yang bilang ia sudah keluar negeri. Siapa yang tahu. Aku maupun mama, tak tahu dimana ia sekarang.

Kini aku sudah masuk kelas 2 SMA. Sedikit demi sedikit aku mulai memahami apa yang terjadi dalam keluarga ku. Kenapa ayah ku masuk penjara dan kenapa kaka ku pergi dari rumah..

Sudah 1 tahun memang, tapi kenangan itu menyiksa ku. 

Aku hanya bisa bertahan, mencoba untuk berdiri dengan tegak, tanpa mengeluh, tanpa menangis. Aku di sini untuk mama. 

Sedikit banyak upaya ku, ku lakukan untuk mama..

"Tangan mama sekarang kasar ya ma" ujar ku saat mengeluskan telapak tangan mama ke pipi ku. "Sekarang mama kerja berat saya" senyum manis tersungging dari bibirnya. Aku tahu ma" ujar ku sambil mencium telapak tangan mama lalu mendekapkannya di dada ku.Tiba-tiba mama menggelitik pinggang ku, dan sore itu kami habiskan dengan tertawa bersama-sama.

Aku hanya 1 dari 1000 anak yang merasa terasingkan di dunia ku sendiri 
kesepian yang mendalam membuat ku lebih gigih memperjuangkan setiap napas kehidupan yang Tuhan berikan
sekecil apapun pengorbanan kan ku hargai dengan memberikan hati ku secara utuh untuk membalasnya
karena aku tak punya apa-apa lagi
hanya tenaga ku saja yang ku berikan sebagai ucapan terima kasih bagi setiap orang yang membantu ku

aku hanya 1 dari 1000 anak yang memiliki orang tua terpisah
ayah ku di penjara dan ibu ku menjaga ku di rumah
kami berdua banting tulang hanya untuk sesuap nasi demi menyambung hidup 
berusaha mengerti bahwa dunia luar begitu kejam bagi orang yang lemah

aku hanyalah 1 dari 1000 anak yang berjuang untuk hidup hanya demi mama
matanya yang bening menyiratkan sejuta cinta untuk ku
peluhnya yang menetes siang malam hanya untuk aku

aku cinta mama


Tiba-tiba air mata ku jatuh
tak tahan aku
hati ku terasa sesak
aku menangis sejadi-jadinya

Aku gapai foto mama di meja kecil sebelah ku
ia tampak cantik tersenyum 
"Aku akan terus berjuang untuk mama"

Mama ku sudah tiada. Hari ini genap 40 hari ia meninggal. Ia meninggal dalam damai akibat serangan jantung yang dideritanya
Di luar hujan turun dengan derasnya seakan ikut menangis bersama ku.
Dari tempat tidur ku aku bisa melihat papan selamat datang itu berayun-ayun diterpa angin yang kencang.
"Selamat Datang Ke Panti Asuhan Gloria"